KEPRIBADIAN NILAI
DAN GAYA HIDUP
Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan cara
seorang individu
bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering
dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh
seseorang. Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang
menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut
“berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian
supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan
atribut “tidak punya kepribadian”. Berdasarkan psikologi, Gordon
Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai
aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses.
Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit
Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Nilai
Pengertian
nilai dalam bahasa Inggris disebut value berarti harga, penghargaan, atau
tafsiran. Artinya, harga atau penghargaan yang melekat pada sebuah objek. Objek
yang dimaksud adalah berbentuk benda, barang, keadaan, perbuatan, atau
perilaku. Nilai adalah sesuatu yang abstrak, bukan konkret. Nilai hanya bisa
dipikirkan, dipahami, dan dihayati. Nilai juga berkaitan dengan cita-cita, harapan,
keyakinan, dan hal-hal yang bersifat batiniah. Menilai berati menimbang, yaitu
kegiatan manusia yang menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk
mengambil suatu keputusan.
Sifat-sifat
nilai adalah sebagai berikut.
a.
Nilai itu
suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
b.
Nilai
memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu
keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal (das sollen).
c.
Nilai
berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai.
Nilai akan
selalu berkembang, contohnya adalah kejujuran, kedamaian, kecantikan,
keindahan, keadilan, kebersamaan, ketakwaan, dan keharmonisan. Nilai juga merupakan
bagian dari hidup manusia. Oleh karena itu,hubungan antar manusia selalu diikat
oleh nilai.
Jenis-Jenis
Nilai
Dalam
filsafat, nilai dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
a.
nilai logika
adalah nilai benar-salah;
b.
nilai
estetika adalah nilai indah-tidak indah (jelek);
c.
nilai
etika/moral adalah nilai baik-buruk.
Menurut Notonegoro,
nilai dibedakan menjadi tiga macam, yaitu nilai material, nilai vital, dan
nilai kerohanian.
a.
Nilai
material adalah segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau
kebutuhan ragawi manusia.
b.
Nilai vital
adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan
atau aktivitas.
c.
Nilai
kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian
meliputi
a.
nilai
kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia;
b.
nilai
keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan manusia;
c.
nilai
kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa) manusia;
d.
nilai
religius (agama) yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak yang
bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.
Gaya Hidup
Gaya hidup
adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini
khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status
sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam
bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu.
Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup
sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain,
berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image
inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang sangat berperan dalam
mempengaruhi perilaku konsumsinya.
Fenomena ini
pokok pangkalnya adalah stratifikasi sosial, sebuah struktur sosial yang
terdiri lapisan-lapisan : dari lapisan teratas sampai lapisan terbawah. Dalam
struktur masyarakat modern, status sosial haruslah diperjuangkan (achieved) dan
bukannya karena diberi atau berdasarkan garis keturunan (ascribed). Selayaknya
status sosial merupakan penghargaan masyarakat atas prestasi yang dicapai oleh
seseorang. Jika seseorang telah mencapai suatu prestasi tertentu, ia layak di
tempatkan pada lapisan tertentu dalam masyarakatnya. Semua orang diharapkan
mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih prestasi, dan melahirkan kompetisi
untuk meraihnya.
Di Amerika
Serikat kelas sosial ini seperti yang diklasifikasikan oleh Coleman menjadi 7
kelas sosial masing-masing kelas Atas-Atas, Atas Bawah, Menengah Atas, kelas
Menengah, kelas Pekerja, Bawah Atas, Bawah-Bawah.
Sementara di
Kota Jakarta, hasil penelitian Sosiologi UI yang tertuang dalam Rencana Umum
Pembangunan Sosial Budaya DKI Jakarta 1994-1995, dapat distratifikasikan dalam
lima strata, yaitu lapisan elite, lapisan menengah, lapisan peralihan, lapisan
bawah, dan lapisan terendah.
Dalam perilaku
konsumen secara samar orang membedakan pengertian kelas sosial dengan
pengertian status sosial. Jika kelas sosial mengacu kepada pendapatan atau daya
beli, status sosial lebih mengarah pada prinsip-prinsip konsumsi yang berkaitan
dengan gaya hidup.
Dalam masyarakat
kosmopolit yang pluralistik, status sosial ini dengan mudah dapat dimanipulasi.
Dalam masyarakat metropolis tidak mudah melacak status sosial sebenarnya dalam
hirarki sosial. Seseorang mempunyai pilihan apakah dia ingin memproyeksikan
diri sesuai dengan resources yang dimiliki, atau dengan memilih memproyeksikan
diri lebih tinggi dari seharusnya, atau mungkin justru bersikap low profile
dengan memilih memproyeksikan lebih rendah dari yang seharusnya. Pembelian
simbol status secara kredit merupakan upaya untuk menempatkan diri di atas
resources yang dimiliki.
Seseorang dapat
memproyeksikan status sosial tertentu berdasarkan simbol status yang dimiliki.
Tujuan pemakaian simbol-simbol status ini adalah memproyeksikan citra diri
seseorang agar dipersepsi sebagai bagian dari kelas sosial tertentu.
Karena dalam
status ini tersimpan unsur prestise, maka pemakaian simbol status menjadi
penting. Kepemilikan simbol status diharapkan menimbulkan respek orang lain
untuk mendukung citra yang ingin ditampilkan sesuai dengan status sosialnya.
Sumber : 1. http://id.wikipedia.org
2. http://panutan.com/pengertian-nilai-dan-jenis-jenisnya.html
3. http://www.jakartaconsulting.com